Selasa, 21 Januari 2014



Jenis-jenis Program Keagamaan

Aktivitas keagamaan dapat dilaksanakan dan diwujudkan dalam setiap sisi kehidupan manusia, baik secara individu maupaun kelompok masyarakat. Aktifitas keagamaan manusia tidak hanya terjadi pada saat manusia menjalankan rutinitas ritual yang bersifat vertikal atau bisa  disebut dengan istilah ibadah mahdhah akan tetapi mencakup totalitas aktivitas manusia yang bersifat sosial. Selama aktifitas sosial (muamalah) tersebut dilandasi dan di dorong oleh spirit supranatural. Aktivitas manusia yang berkaitan dengan kehidupan sosial yang dilandasi nilai-nilai keberagamaan ini merupakan bentuk dari aplikasi penghambambaan manusia kepada Allah swt. Dalam bahasa agama termasuk ke dalam ibadah ghairu mahdhah. Karena itu keberagamaan seseorang akan meliputi bermacam-macam dimensi (Muhaimin, 2001 hlm.293).
Clock dan Stark (1996) dalam Ancok (1995:76) memberikan penjelasan bahwa agama adalah pelembagaan sistem nilai, symbol, keyakinan, dan sistem prilaku yang dimaknai sebagai sesuatu yang dihayati dan paling maknawi. Masih menurut Clock dan Stark dalam Muhaimin (2001) menjelaskan bahwa ada lima macam dimensi keagamaan yaitu: (1) dimensi keyakinan, (2) dimensi praktik agama, (3) dimensi pengalaman, (4) dimensi pengetahuan agama, (5) dimensi pengamalan.
Dari dimensi-dimensi diatas melahirkan praktik-praktik atau aktivitas-aktivitas yang dilakukan secara terus menerus yang akhirnya menjadi tradisi. Muhaimin (2001, hlm.294) menyatakan bahwa tradisi memiliki dua fungsi, yaitu : (1) wadah ekspresi keagamaan; Mukti Ali (1987) dalam Muhamin (2001) menjelaskan bahwa agama mempengaruhi jalannya masyarakat dan pertumbuhan masyarakat mempengaruhi pemikiran terhadap agama. Dengan ungkapan yang senada, Soedjatmoko menyatakan ‘keberagamaan manusia, pada  saat bersamaan selalu disertai identitas budayanya masing-masing’. (2) alat pengikat kelompok; QS. Al-Rum : 32 yang artinya: “Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada diri (masing-masing)”. Ayat ini mengisyaratkan bahwa secara kodrati manusia mempunyai kecenderungan untuk berbangga-bangga dengan apa yang menjadi tradisi dan kebiasaan yang ada pada kelompoknya.  Tradisi atau kebiasaan yang sama-sama dipegangi dan dibanggakan oleh masing-masing anggota kelompok ini menjadi pengikat. Pengikat ini akan semakin erat dan semakin kuat pada saat semua anggota kelompok semakin semangat dalam menjalankan tradisi dan kebiasaan tersebut (Muhaimin, 2001 hlm.296).
Untuk menciptakan suasana religius dilingkungan sekolah dimulai dengan mengadakan berbagai kegiatan keagamaan yang pelaksanaan kegiatan tersebut di lingkungan sekolah. Pelaksanaan kegiatan tersebut bisa diawali dari arahan dan putusan pimpinan, yang kemudian ketika sudah berjalan, akan berlanjut para anggota masyarakat sekolah akan menginginkan suasana religius tersebut yang akhirnya akan meminta kepada pimpinan untuk diadakan dan dilaksanakan.
Jenis-jenis program keagamaan untuk menciptakan suasana religius di sekolah, bisa memenuhi lima dimensi sebagaimana pendapat Clock dan Stark yang di kuti oleh Ancok (1995) diatas dapat di rumusan dalam tiga kategori sebagaimana diungkapkan Endang Syaifudin (1980) yaitu : aqidah, syari’ah dan akhlak.
1.      Kategori Aqidah
Kategori aqidah adalah kategori kegiatan yang mengarahkan kepada peningkatan keyakinan siswa terhadap ajaran-ajaran yang bersifat fundamental dan dogmatik. Hal-hal yang fundamental dan dogmatik ini adalah hal-hal yang berkenaan dengan keimanan kepada Allah, para malaikat, Nabi/Rasul, kitab-kitab Allah, Surga dan Neraka, serta Qadha dan Qadar.
Bentuknya bisa pemberian materi keagamaan tambahan di luar jam belajar dan materi yang tercantum dalam kurikulum. Akan tetapi lebih pada pengayaan dan pengembangan wawasan bagi siswa.
2.      Kategori Syariah.
Kategori syariah adalah kategori praktek keagamaan. Praktek keagamaan ini menunjukkan tingkat kepatuhan seorang muslim dalam mentaati dan melaksanakan ritual  yang perintahkan dan dianjurkan oleh agamanya. Praktek yang menyangkut pelaksanaan keagamaan dalam Islam meliputi pelaksanaan shalat, puasa, zakat, haji, membaca al-Qur’an, do’a, dzikir, ibadah qurban, iktikaf di masjid pada bulan puasa, dan sebagainya.
3.      Kategori Akhlak. 
    Kategori akhlak adalah kategori prilaku. Seberapa besar seorang muslim melandasi prilaku dalam kehidupan kesehariannya  dengan nilai-nilai yang diajarkan dalam agama. Prilaku yang merupakan cerminan nilai-nilai keber-Islam-an seseorang sangat banyak sekali. Prilaku atau akhlak tersebut meliputi seluruh aktifitas manusia yang berkaitan dengan hubungan sosial dengan orang lain, diantaranya: prilaku suka menolong, bekerjasama, berderma, mensejahterakan dan menumbuh kembangkan orang lain, menegakkan keadilan dan kebenaran, berlaku jujur, memaafkan, menjaga lingkungan hidup, menjaga amanat, tidak mencuri, tidak korupsi, tidak mengkonsumsi miras dan narkoba, mematuhi norma-norma Islam dalam berhubungan terhadap lawan jenis, dan lain-lain (Muhaimin, 2001 hlm. 2001).

Tidak ada komentar: